BELAJARDARI KISAH KAYU DAN PAKU.. Sahabat ESQ, ada sebuah kisah yang menarik untuk kita bahas bersama. Kisah singkat tentang KAYU dan PAKU. Suatu hari, kayu berkata pada paku. "Hai paku, kamu telah melubangiku. Tega sekali kamu.". Tak lama kemudian, paku menjawab keluhan kayu. "Hai kayu, andai kamu melihat pukulan di atas kepalaku, kamu pasti Padamulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Kejadian 1:1. Ini adalah kisah penciptaan sorga dan dunia. Bukan hanya penciptaan bumi, bukan hanya penciptaan dunia namun kisah penciptaan sorga dan dunia. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. FPUNS akan melakukan optimalisasi sumber daya untuk kesejahteraan masyarakat Bromo. Pastahu banyak paku, saya pikir, harus ada yang bersihin jalan dari ranjau paku. Itu akhir tahun 2010. Sebelum dan sesudah kerja, saya mungutin paku manual pakai tangan, mulai dari Taman Kota sampai Green Garden," kata Rohim di kediamannya, Senin (9/5/2016). Rohim tergerak mengumpulkan ranjau paku karena melihat banyaknya korban. Disayapsebelah kanan gereja tersebut terdapat replika kondisi sebenarnya dari Tuhan Yesus pada waktu disalibkan sesuai dengan hasil penemuan arkheologi kayu salib, mahkota duri, cambuk, paku salib, mata tombak dan kain kafan Turim. Replika tersebut menggambarkan persis seperti yang dinubuatkan dalam firman Tuhan (Yesaya 53:3-5) bahwa Kristus Pikirkanlahkisah si tukang kayu ini. Anggaplah rumah itu sama dengan kehidupan Anda. Setiap kali Anda memalu paku, memasang rangka, memasang keramik, lakukanlah dengan segenap hati dan bijaksana. Sebab kehidupanmu saat ini adalah akibat dari pilihanmu di masa lalu. Masa depanmu adalah hasil dari keputusanmu saat ini. Suarapaku dan palu yang dingin sukses membuat tulangKu rontok dan menyebabkan rasa sakit menjalan di seluruh tubuhku. Yesus adalah pribadi yang seharusnya kita kasihi. Coba renungkan kembali soal rasa sakit yang sudah pasti kita akan alami ketika tangan dipakukan di kayu salib. Jumat Agung, yang minggu lalu baru kita rayakan seharusnya Suatuhari ayahnya memberikan sekantung paku seraya berpesan, setiap kali Anton marah, memaki atau mengomel, ia harus menancapkan sebuah paku pada kayu pagar belakang rumah. Di hari pertama saja, Anton menancapkan 27 paku. Hari demi hari berikutnya ia mampu mengurangi jumlah paku yang mesti ditancapkan. BeliPaku Tembok dan Kayu Kuning GLX 30 40 60 80 100 mm 1 kotak di DKI TOOLS. Promo khusus pengguna baru di aplikasi Tokopedia! Website tokopedia memerlukan javascript untuk dapat ditampilkan. Catstik eskrim dan kayu menggunakan semen gresik agar kokoh tidak tertandingi; 2. Papan kreasi Rekatkan kayu ke salah satu dinding di kamar menggunakan paku dan martil; Legenda Urban yang Terkenal dari Tiongkok Pelangikoinlounge - Kisah Mencekam Bus 375, Legenda Urban. Legenda urban atau sebuah cerita rakyat modern biasanya buiUrmr. “Jika sore tiba, janganlah tunggu waktu pagi, jika pagi tiba, janganlah tunggu waktu sore. Manfaatkan masa sehatmu sebelum tiba masa sakitmu dan manfaatkan masa hidupmu sebelum tiba ajalmu.” Ibnu Umar, Putra Umar bin Khattab. Ya Udah Gitu Aja – Nisfu Syaban ialah kata majemuk yang terambil dari kata bahasa Arab, Nisfu dan Sya’ban. Kata Nisfu berasal dari kata nashafa, yanshifu, nashfan yang berarti mencapai tengah-tengah atau setengah. Sementara itu, Syaban berarti bulan Syakban atau bulan ke-8 tahun Hijriah. Jadi, Nisfu Syaban berarti pertengahan atau tengah-tengah bulan Syakban tahun hijriah. Menurut laman malam Nisfu Syaban adalah momen istimewa pada bulan Syakban. Sebab, di malam tersebut, Allah SWT mengampuni segala dosa-dosa hamba-Nya. Maka dari itu, malam Nisfu Syaban disebut juga sebagai lailatul maghfirah atau malam pengampunan. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak membaca istigfar dan memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan yang telah diperbuat. Belajar dari paku dan kayu, alkisah, suatu hari kayu mengeluh kepada paku, wahai paku teganya kamu menyakiti dan melubangi aku. Lalu paku menjawab “wahai kayu, sesungguhnya jika engkau tahu apa yang terjadi pada diriku, betapa kepalaku dipukul dengan palu besi yang besar, kamu pasti tidak akan mengatakan itu terhadap diriku. Si kayupun kembali mengeluh, tapi kenapa kamu melubangi aku? si paku kembali menjawab, “Duuh, jika kamu tahu apa yang terjadi pada diriku, niscaya kamu tidak akan marah terhadap diriku, justru kamu akan berterima kasih sebab aku lebih rekoso menderita dibanding dirimu. Inilah kunci kehidupan, bahwa manusia itu seharusnya wang sinawang memandang orang lain lebih baik. Kadang di mata kita, orang lain terlihat enak dan bahagia, padahal yang sebenarnya orang lain rasakan tidak seperti yang kita lihat dan kita pikirkan, begitupun sebaliknya sebagaimana kisah paku dan kayu tadi. Maka, tidak ada alasan untuk tidak bersyukur karena sesedih dan sesakit apapun diri kita, ternyata ada orang lain yang lebih lebih sakit dan menderita dibanding kita. Oleh karena itu, mari kita manusia jangan saling suudzon, jangan saling berprasangka jelek. Terima apa yang kita dapatkan, tidak perlu berpikir yang dimiliki dan diraih orang lain. Apapun yang kita senangi, apapun yang kita dapatkan dari Allah itu kita terima dan kita syukuri. Andai saja tadi paku mengatakan, “biarkan saja, mau ku sakiti atau tidak, terserah aku”, maka kejadiannya akan berbeda, kayu mungkin akan marah dan tersinggung hingga akhirnya keduanya akan berselisih bahkan terjadi perkelahian. Tapi apa terjadi sungguh berbeda ketika paku menyampaikan kepada kayu tentang apa yang sebenarnya ia rasakan, paku ternyata lebih rekoso menderita dibanding kayu. Kayu hanya dilubangi, sementara paku dipukuli dan dipaksa menancap ke batang kayu hingga paku merasakan sakit yang teramat di tubuhnya. Oleh karena itu, marilah kita tanamkan tenggang rasa di hati kita, jadikan penderitaan sesama adalah penderitaan kita juga. Kegembiraan sesama adalah kegembiraan kita. Marilah kita hidup saling berdampingan, jangan saling suudzon berburuk sangka. Marilah kita saling membantu dan meyakini bahwa orang lain lebih baik daripada diri kita. Tidak hanya selalu berpikir tentang kekurangan dan kesalahan orang lain, tapi sebaiknya menyibukkan diri dengang menghitung-hitung kesalahan diri sendiri. Kalau keyakinan seperti itu yang kita tanamkan, InsyaAllah hidup kita akan damai, tenang dan bahagia. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kisah paku dan kayu tadi. Amiin. Jika ada pertanyaan atau tanggapan sehubungan dengan artikel ini, silahkan tinggalkan pesan atau komentar di akhir postingan. Kritik dan sarannya diperlukan untuk membantu kami lebih baik kedepannya dalam menerbitkan artikel. Demikian sobat uraian artikel kali ini tentang Analogi Inspiratif Sambut Nisfu Syaban dalam Kisah Paku dan Kayu. Seluruh informasi hukum yang ditulis dalam artikel oleh penulis, semata – mata untuk tujuan Informasi dan bersifat umum lihat Pernyataan Penyangkalan / Disclaimer selengkapnya. Semoga bermanfaat. Sumber Artikel Belajar Pada Kayu dan Paku diakses pada tanggal 08 Maret 2023 Apakah Anda pernah mengalami emosi yang luar biasa, sudah marah-marah dan malah menyesal kemudian? Bila ya, mari sempatkan diri barang 2 menit membaca kisah ini… Ada seorang anak yang memiliki temperamen tinggi. Ia sangat emosional dan mudah marah. Suatu hari saat ia marah besar, ayahnya memberikan sebuah palu dan paku, memintanya memaku sebuah batang kayu agar emosinya reda. Dan berhasil! Emosi sang anak reda dan menghilang. Hari berikutnya, emosi anak meluap lagi. Kali ini ayah menyodorkan dua paku kepada anaknya. Begitulah seterusnya hingga puluhan paku telah menancap di sebuah batang kayu yang terlihat kekar tersebut. Seiring bertambahnya jumlah paku yang ditancapkan, sang anak merasa metode ini tak lagi efektif. Semakin hari emosinya semakin sulit dikendalikan. Datanglah ia kepada ayahnya, “ayah, buat apa kau selalu menyuruhku memaku kayu bila emosiku tak bisa diredakan?” tanyanya. Sang ayahpun menggandeng tangannya menuju batang kayu yang sudah penuh paku. “Coba, cabut semua paku-paku yang sudah kamu tancapkan itu.” Anakpun menurut, di dalam benaknya, ayah akan menyuruh menancapkan paku-paku itu kembali. Namun ternyata tidak. Sang ayah mengumpulkan paku kembali dan mengangkat batang kayu. “Coba lihat, bagaimana bentuk batang kayu ini sekarang. Kayu yang tadinya tampak kokoh dan baik-baik saja, penuh luka dan banyak lubang di sekujur tubuhnya. Demikianlah saat kamu meluapkan emosimu kepada orang lain. Hati mereka terluka, sekalipun mereka tampak baik-baik saja,” jelas sang ayah. Anda mungkin merasa bahwa orang di sekitar Anda baik-baik saja. Namun, jauh di lubuk hati mereka sedang terluka oleh emosi Anda. Sama halnya seperti paku, perkataan adalah sebuah senjata yang sangat kejam untuk melukai seseorang. Apabila emosi Anda sedang meluap-luap, tarik nafas panjang dan kendalikan emosi dan perkataan Anda. Sumber vemale